Lulusan S3 amerika ini jadi pengikut dimas kajeng taat pribadi - Dimas Kanjeng Taat Pribadi, sosok yang dalam beberapa hari terakhir menjadi sorotan publik. Dia sebelumnya dikenal sebagai orang yang meiliki karomah hingga bisa menggandakan uang. Pengikut atau santrinya jumlahnya cukup banyak, bahkan seseorang dengan latarbelakang pendidikan yang tinggi pun ada yang pernah berguru pada Dimas Kanjeng.
Salah satu nama santri yang cukup mengejutkan banyak pihak adalah Marwah Daud Ibrahim. Ia ternyata telah menjadi santri Dimas Kanjeng semenjak tahun 2011 silam.
Dilansir dari detik.com, Marwah Daud Ibrahim mengakui kalau dirinya adalah santri di padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Probolinggo, Jatim. Diajak teman pada 2011 lalu, akhirnya Marwah Daud yang juga pendiri ICMI ini bergabung dengan Dimas Kanjeng.
Dia mengaku telah mempelajari apa yang diajarkan di padepokan tersebut. Selain itu, Marwah menyatakan telah meminta petunjuk dari Tuhan sebelum memutuskan untuk bergabung dengan Dimas Kanjeng.
“Saya pelajari 1 tahun, saya juga istikharah,” jelas Marwah, Selasa (27/9/2016).
Ia mengaku jika keputusannya tersebut diambil dengan tidak mudah. Dirinya harus mempertaruhkan organisasi-organisasi yang selama ini dia gelutinya.
“Saya rasional sekali, saya pertaruhkan nama besar organisasi ada ICMI, MUI, saya di kerukunan Warga Sulsel, asosiasi penerima beasiswa Habibie, saya juga lulusan Amerika. Kemudian keluarga saya, anak saya. Yang saya takut kalau saya meninggal kemudian bagaimana. Jadi saya pelajari benar,” urai dia.
Dia lantas bercerita proses pertemuannya dengan Dimas Kanjeng hingga akhirnya secara mantap masuk dalam padepokan yang dikenal publik bisa menggandakan uang tersebut.
“Saya kemudian dipertemukan dengan beliau, orangnya humble, masih muda, usia 40-an tahun. Dan saya diperlihatkan karomahnya,” tutur dia.
Dia berdalih bahwa apa yang dia lihat adalah karomah yang diberikan oleh Allah. Hal tersebut yang kemudian membuat dirinya memutuskan untuk lebih dalam belajar pada Dimas Kanjeng.
“Saya istikharah dan pelajari, kemudian ternyata yang namanya Sunan Bonang itu bisa mengubah daun menjadi emas. Dan ini adalah karomah yang diberikan Allah kepada orang yang dipilihnya,” tegasnya.
Perempuan kelahiran 8 November 1956 tersebut mengaku jika Dimas Kanjeng tidak sembarangan menunjukan karomahnya kepada santrinya. Dia meyakini bahwa kemampuan Dimas Kanjeng tersebut adalah karomah dari Allah.
“Di zaman nabi Sulaiman juga ada manusia suci yang bisa memindahkan singgasana Ratu Balqis,” sambung dia.
Dia juga menyatakan telah bertanya kepada tokoh agama mengenai hal tersebut. “Jadi yang di YouTube, saya melihat langsung. Kemudian saya tanya tokoh agama, mereka mengatakan itu ada jin ada tuyul,” lanjutnya.
Setelah istikharah, Marwah mantap untuk bergabung dengan pengajian Dimas Kanjeng. Ia lantas rajin menghadiri pengajian, shalawat, khataman Alquran dan lainnya. Marwah punya cita-cita uang yang didapatkan dari Dimas lewat kemampuannya digunakan membiayai pendidikan anak Indonesia dan kalangan tidak mampu.
Ia berdlih bahwa uang yang didapatkan tersebut bisa digunakan sebagai upayanya membantu orang lain.
“Dan saya berpikir ini mungkin jalannya membantu orang lain. Beliau sendiri tidak bisa mempergunakan uangnya, kalau digunakan sendiri akan sakit,” bebernya.
Wanita yang lulus S3 di The American University Washington DC tersebut menampik tuduhan tentang adanya ritual penggandaan uang.
“Nggak ada itu penggandaan uang,” tutur Marwah.
Meski demikian, berdasarkan laporan yang diturunkan oleh jpnn.com disebutkan ada wanita asal Sulawesi Selatan tertipu belasan miliar rupiah setelah bergabung pada kelompok yang dipimpim Marwah Daud Ibrahim.
Wanita yang tidak bersedia disebutkan identitasnya tersebut dijanjikan dalam jangka waktu dua bulan, uang yang disetor akan berlipat ganda hingga beberapa kali lipat.
Bahkan setelah dia menyetor uang Rp 15 miliar, ia tetap diminta untuk menyerahkan sejumlah uang kembali. “Misalnya mahar perjuangan,” sebutnya.
Tidak cukup sampai disitu, Setiap santri juga diminta investasi berlian, permata, jam tangan Rolex, dan beberapa barang mewah lainnya.
Ia mengaku tidak punya kemampuan untuk menolak. Bahkan yang terjadi justru sebaliknya, santri merasa punya gairah yang kuat untuk memberikan hartanya.
Saya sampai menjual beberapa rumah. Utang saya sekarang mencapai Rp 1 miliar,” lanjut wanita itu.
Berlian, permata, jam tangan Rolex, ternyata semua palsu. Itu ia ketahui setelah menunjukkan ke beberapa temannya.
“Kata teman jam tangan seperti yang saya punya hanya Rp 50 ribu di Pasang Butung. Begitu pun berlian dan permata. Semuanya palsu,” ucapnya dengan nada kesal.
Wanita ini mengaku rutin mengikuti pengajian di rumah kayu Jalan Batua milik Marwah Daud. Bahkan pada hari-hari tertentu, pengajian diadakan sampai menjelang dini hari.
Itulah Lulusan S3 amerika ini jadi pengikut dimas kajeng taat pribadi semoga bermanfaat