Berkeringat merupakan suatu mekanisme untuk menyesuaikan suhu tubuh dengan suhu ruang yang ditandai dengan pengeluaran cairan dari dalam kulit. Namun tahukah Anda jika ada orang yang terlalu sering berkeringat atau selalu berkeringat setiap saat? Hal ini dikenal dengan hiperhidrosis, kondisi medis yang dapat disebabkan kelainan ataupun tanda perkembangan penyakit tertentu.
Apa itu hiperhidrosis?
Hiperhidrosis adalah suatu kondisi di mana tubuh menghasilkan keringat berlebih di saat tubuh tidak seharusnya berkeringat, seperti saat cuaca dingin, bahkan saat tidak ada pemicu untuk berkeringat. Gejala keringat berlebih dapat muncul dengan frekuensi yang bervariasi, minimal satu hari dalam seminggu. Bagian tubuh yang berkeringat dapat bervariasi atau bahkan seluruh tubuh baik bagian kanan dan/atau bagian kiri, namun terdapat beberapa tubuh yang paling sering berkeringat, di antaranya:
- Ketiak
- Telapak tangan dan kaki
- Wajah hingga dada
- Sekitar selakangan
Seberapa umumkah kelainan hyperhidrosis?
Tidak diketahui secara pasti berapa banyak individu yang mengalami hiperhidrosis di Indonesia. Di negara lain seperti di Amerika Serikat, berdasarkan suatu penelitian tahun 2016, diperkirakan terdapat 15,3 juta orang yang mengalami kondisi hyperhidrosis atau sekitar 5 orang dari setiap 100 penduduk sedang di Inggris persebaran lebih rendah atau sekitar 3 orang dari setiap 100 penduduk. Persebaran di Asia lebih banyak pada ras keturunan Jepang yang memiliki peluang 20 kali lebih tinggi mengalami hiperhidrosis dibandingkan ras lainnya.
Baik laki-laki maupun perempuan memiliki peluang yang sama untuk mengalami hiperhidrosis. Diperkirakan kondisi ini diturunkan orang tua kepada anaknya, dengan peluang lebih besar sekitar 30-50% penderita memiliki riwayat keluarga hiperhidrosis. Gejala hiperhidrosis pertama kali dapat muncul pertama kali pada setiap usia, namun munculnya gejala dan perkembangan sebagian besar terjadi pada usia remaja hingga dewasa awal.
Jenis dan penyebab hyperhidrosis
Berdasarkan penyebabnya, kondisi hyperhidrosis dibedakan menjadi dua jenis, primer dan sekunder:
Primer (Primary Focal Hyperhidrosis) – kelainan yang terjadi dalam lingkup keluarga yang dipicu disregulasi saraf autonom, regenerasi saraf simpatetik yang abnormal atau distribusi abnormal kelenjar ekrin. Tidak ada penyebab spesifik lainnya yang menyebabkan terjadinya hiperhidrosis pada seseorang yang mengalami kondisi ini.
Sekunder (Secondary Generalized Hyperhidrosis) – kelainan hiperhidrosis yang disebabkan adanya kondisi medis ataupun penyakit lainnya yang memicu hiperhidrosis. Pada umumnya jenis hiperhidrosis ini terjadi pada usia dewasa, dan keringat muncul pada semua bagian tubuh. Jenis ini akan hilang jika kondisi atau penyakit pemicunya sudah tidak dialami oleh seseorang. Gangguan akibat penyakit utama juga menyebabkan berkeringat bahkan saat penderita sedang tertidur.
Berikut beberapa kondisi medis ataupun penyakit yang dapat menyebabkan hiperhidrosis sekunder:
- Penyakit jantung
- Obesitas
- Kanker
- Kelainan kelenjar adrenal
- Stroke
- Hipertiroidisme
- Menopause
- Gangguan pada sumsum tulang berlakang
- Penyakit paru
- Limfoma
- Parkinson
- Hipoglikemia
- Infeksi
- Kehamilan
- Kecemasan
- Pengobatan tertentu
Apakah hiperhidrosis berbahaya?
Pada dasarnya hiperhidrosis tidak mengancam jiwa seseorang dan tidak menyebabkan komplikasi lainnya. Namun individu yang mengalami hiperhidrosis sering kali merasa cemas dan tidak nyaman akan kondisinya sehingga mereka lebih menghindari kontak dengan orang lain maupun mengendalikan kondisinya meskipun dapat dikendalikan.
Segera lakukan upaya pengendalian dan konsultasikan dengan dokter umum Anda jika merasakan kondisi tersebut sudah mengganggu aktivitas, seperti:
- Merasa bahwa harus menghindari kontak fisik dengan orang lain, seperti berjabat tangan
- Merasa terlalu khawatir akan keringat setiap saat
- Memilih menarik diri dari kegiatan olahraga dan belajar
- Mengganggu pekerjaan seperti tidak bisa menulis atau mengetik
- Terlalu sering berganti pakaian atau mandi
- Menarik diri dari lingkungan sosial
Jika Anda memiliki kondisi penyakit yang memicu hiperhidrosis, perlu diperhatikan perkembangan penyakit Anda dan segera berobat jika kondisi berkeringat bertambah parah dan menyebabkan:
- Penurunan berat badan secara drastis
- Disertai dengan demam, nyeri pada dada, kesulitan bernapas dan jantung berdebar
- Dada terasa tertekan saat berkeringat
- Gangguan saat waktu tidur
Bagaimana cara mengendalikan keringat berlebih akibat hiperhidrosis?
Pengendalian hiperhidrosis dianjurkan dilakukan dengan perubahan gaya hidup terlebih dahulu seperti:
- Mengenakan baju tipis dan longgar
- Menghindari pemicu berkeringat berlebih seperti konsumsi alkohol dan makanan pedas
- Mengenakan pakaian berwarna gelap untuk menyamarkan bercak saat berkeringat.
Jika tidak berhasil dan kondisi hiperhidrosis terlalu mengganggu aktivitas Anda, terdapat beberapa terapi yang mungkin dapat ditawarkan seperti penggunaan:
- Antiperspirants untuk menekan produksi keringat
- Iontophoresis yang merupakan terapi listrik bertegangan rendah pada area tubuh yang sering berkeringat
- Injeksi botulinum toxin untuk menghambat kinerja saraf yang memproduksi keringat di bawah lengan
- Tindakan operasi endoscopic thoracic sympathectomy (ETS) pada area tubuh yang berkeringat dengan memutuskan saraf
Pada umumnya hiperhidrosis mempengaruhi kondisi seseorang seumur hidup, namun bagi sebagian orang gejala dapat membaik setelah dikendalikan.